Rabu, 28 Desember 2011

PEMUPUKAN KELAPA SAWIT PADA TM

Pemupukan Tanaman Menghasilkan (TM) Kelapa Sawit :

  • Sasaran pemupukan : 4 T ( Tepat jenis, dosis, waktu dan metode)
  • Dosis pupuk ditentukan berdasarkan umur tanaman, hasil analisa daun, jenis tanah, produksi tanaman, hasil percobaan dan kondisi visual tanaman.
  • Waktu pemupukan ditentukan berdasarkan sebaran curah hujan.
 
Standar Dosis Pemupukan Tanaman Menghasilkan ( TM ) 
Pada Tanah Gambut :
Kelompok Umur
(Tahun)
Dosis  Pupuk (kg/pohon/tahun)
Urea
Rock Phosphate
MOP
(KCl)
Dolomit
Jumlah
3 - 8
2,00
1,75
1,50
1,50
6,75
9 - 13
2,50
2,75
2,25
2,00
9,50
14 - 20
1,50
2,25
2,00
2,00
8,00
21 - 25
1,50
1,50
1,25
1,50
5,75
 
 
 
Standar Dosis Pemupukan Tanaman Menghasilkan (TM )
Pada Tanah Mineral :
Kelompok Umur
(Tahun)
Dosis  Pupuk (gram/pohon)
Urea
SP-36
MOP ( KCl)
Kieserite
Jumlah
3 - 8
2,00
1,50
1,50
1,00
6,00
9 - 13
2,75
2,25
2,25
1,50
8,75
14 - 20
2,50
2,00
2,00
1,50
7,75
21 - 25
1,75
1,25
1,25
1,00
5,25

Dosis Pemupukan kelapa sawit
 Umur Kelapa sawit DOSIS PER POHON (Kg)
 UREA SP 36KCL  DSP
 1 - 3 tahun
3 - 5 tahun
6 - 12 tahun
12 - 25 tahun
0,5 kg
0,5 - 1 kg
0,5 - 1 kg
0,75 - 1,5 kg
     0,5 - 0,75 kg
0,5 - 1 kg
0,5 - 1 kg
0,5 - 1 kg
 0,25 kg
0,25 - 0,5 kg
0,25 - 0.5 kg
0,75 - 1 kg
0,5 - 1 kg
0,5 - 1 kg
0,5 - 1 kg
0,5 - 1 kg
Pemupukan diberikan 2 kali dalam 1 tahun
  • Bila pemupukan menggunakan NPK 15-15-15, maka dosis perpohonnya sebanyak 4 kg ditambah DSP 1 kg perpohon.
  • Penggunaan kompos, bokasi, abu tandan sawit, bahan organik sangat berguna dan bermanfaat, terutama pada lahan miskin kandungan organiknya.
CARA PEMUPUKAN :
  • bersihkan piringan dari rumput, alang-alang dan kotoran lainnya.
  • pada areal datar semua pupuk ditabur merata mulai 0,5 m dari pohon sampai pinggiran piringan melingkar tanaman.
  • pada areal berteras, 2/3 pupuk disebar pada bagian dalam teras dekat dinding bukit dan sisanya 1/3 diberikan bagian luar teras.
WAKTU PEMUPUKAN :
Pemupukan dilakukan 2 kali pertahun diberikan pada awal musim dan akhir musim hujan.

Senin, 17 Oktober 2011

KELAINAN BIBIT KELAPA SAWIT

PENYAKIT BUSUK PANGKAL BATANG KELAPA SAWIT
( Ganoderma boninense )
dan Pengendaliannya

I. Gejala dan Tanda Penyakit
Gejala dini penyakit ini sukar dideteksi karena perkembangan penyakit ini sangat lambat dan tidak diagnostik. Gejala mudah dilihat apabila sudah gejala lanjut atau sudah membentuk tubuh buah, akibatnya tindakan pengendalian sudah sulit untuk dilakukan. Pada tanaman belum menghasilkan (TBM) gejala yang muncul adalah daun kuning kemudian mengering dan nekrosis dari pelepah bawah terus ke pelepah atas dan akhirnya tanaman semua mengering dan mati. Tubuh buah jarang sekali ditemukan pada pangkal batang. Pembusukan pangkal batang juga terjadi pada tanaman TBM.

Gejala pada tanaman menghasilkan (TM) lebih mudah ditemukan yaitu daun menguning pucat diikuti dengan akumulasi daun tombak. Pada gejala yang lebih lanjut ditandai dengan patahnya pelepah bagian bawah dan menggantung (sengkleh). Pada pangkal batang atau bagian tengah tanaman kelapa sawit mengalami pembusukan yang kadang-kadang diikuti tumbuhnya tubuh buah ganoderma. Tetapi tidak semua tanaman bergejala menghasilkan tubuh buah, bahkan tidak ada gejala sedikitpun. Secara tiba-tiba pohon kelapa sawit tumbang dan bagian dalam batang telah mengalamipembusukan. Selain itu juga ada gejala internal yaitu terjadinya pembusukan dipangkal batang. Pada jaringan batang yang busuk, lesio tampak sebagai daerah berwarna coklat muda disertai adanya daerah berwarna gelap berbentuk pita tidak beraturan. Pita ini sering disebut sebagai zona reaksi yang mengandung getah. Secara mikroskopis gejala internal akar yang terserang Ganoderma mirip pada batang yang terinfeksi. Jaringan korteks akar yang sakit berubah warna dari putih menjadi coklat. Pada serangan yang sudah lanjut, jaringan korteks rapuh dan mudah hancur.

II. Penyebab Penyakit dan Mekanisme Penyebaran
Penyebab penyakit busuk pangkal batang kelapa sawit di Indonesia adalah jamur Ganoderma boninense. Penularan penyakit ini sebagian besar melalui mekanisme kontak akar sawit sakit dan sangat kecil melalui basidiospora.

III. Pengendalian
a. Sensus
Sensus semua tanaman kelapa sawit pokok per pokok. Tentukan menjadi dua gejala yaitu gejala berat (buah tidak ada dan siap tumbang) dan gejala ringan (buah masih ada dan tanaman kokoh berdiri).
b. Penanganan dini
Berdasarkan hasil sensus, kebun kelapa sawit yang masih rendah kejadian penyakitnya dilakukan tindakan pencegahan penularan penyakit. Ini biasa terjadi pada kebun yang masih merupakan generasi I. Tanaman kelapa sawit sakit dibongkar dan diangkat bole-nya. Batang kelapa sawit sakit dicincang dan dibakar atau dikeluarkan dari kebun. Penghancuran batang kelapa sawit dapat juga secara kimiawi atau biologis.
c. Perlindungan tanaman kelapa sawit baru
Perlindungan dimulai dengan pembuatan lubang besar (big hole) 2,8 x 2,8 m dan pemberian tankos pada lubang besar tersebut. Penambahan agens antagonis misalnya jamur yaitu sebanyak 10g di pembibitan, 400g di lubang tanam, dan 20g dipiringan.
d. Eradikasi sumber inokulum potensial Ganoderma
Eradikasi dapat dilakukan secara fisik, mekanis dan biologis.


POHON INDUSTRI KELAPA SAWIT